Bismillah, Mendikbud Nadiem Makarim telah mengumumkan diperbolehkannya kegiatan belajar tatap muka pada Januari 2021 mendatang. Setidaknya ada beberapa catatan dari kebijakan yg diambil melalui 4 menteri ini;
Pertama, tidak pas jika beban infrastruktur pembelajaran tatap muka di sekolah diserahkan ke Pemda. Pemerintah pusat jg harus ikut turun & fokus pada upaya sosialisasi protokol kesehatan, penyiapan infrastruktur sampai kerja sama dinas pendidikan & Satgas Covid-19, juga penerapan hukum yg berkeadilan.
Jangan sampai pemerintah pusat dianggap lepas tanggung jawab krn menyerahkan begitu saja kpd Pemda. Terlebih tidak diiringi dengan pemetaan daerah maupun sekolah yg dpt dikategorikan siap/belum siap. Sebaiknya ditunda jika sekolah blm bisa memenuhi infrastruktur maupun SOP nya.
Contoh tantangan yg akan dihadapi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) atau Sekolah Luar Biasa (SLB). Jika pembelajaran tatap muka dilakukan, menerapkan protokol kesehatan akan jauh lebih berat krn mereka bermain secara bergerombol dan sulit menjaga jarak
Hal lain, apakah pemberian izin pembelajaran tatap muka kpd pemda sudah berdasarkan data epidemologi? Mengingat berdasarkan panduan dari WHO, ada bbrp hal yg perlu dipenuhi seperti melihat jumlah kasus baru yg dilaporkan selama periode waktu tertentu di lingkungan sekolah (1 per 100rb)
Kemudian rasio kasus positif harus kurang dari 5% dalam waktu dua minggu secara berturut-turut. Jika sekolah tetap dibuka ketika kasus Covid-19 masih tinggi, anak2 sampai guru berpotensi saling menularkan. Tentu kita tidak ingin adanya klaster sekolah dari keputusan ini
Berbagai epidemiolog sdh menyatakan jika suatu daerah menunjukkan tingkat risiko penularan tinggi, maka perlu dilakukan pembatasan aktivitas masyarakat. Keputusan membuka sekolah tatap muka bisa jd blunder bagi pemerintah krn dianggap mengesampingkan faktor kesehatan masyarakat di masa pandemi
Terakhir, pastikan pemerintah belajar dari kesalahan yang ada dalam penanganan pandemi ini; terlambat, menyepelekan, abai pendapat ahli, minim koordinasi, salah diagnosis hingga kontra produktif kebijakan. Ayo, benahi diri hadapai pandemi ini.